Saturday, June 22, 2013

Nangkring Bareng BKKBN @Kompasiana

 





Diajak teman acara Kompasiana, kamis 13 Juni 2013 kemarin. Secara tadinya aku mo nolak, bukannya gak mau kumpul-kumpul sama teman2x blogger senior Kompasiana, permasalahannya, adalahhhh.........
Judulnya itu looohhh....."Nangkring Bareng BKKBN @Kompasiana " coba garis bawahi yang BKKBN-nya :-D
Secara kayaknya gak pantes banget duueeeh...mengingat salah satu jargonnya BKKBN bilang gini nih : "2 Anak Cukup dan 4 Terlalu!".....Gubrak!!! Lah eike gimana duooonggg *ngitung anak...baris ooii : satu, dua, tiga, empat, lima....:-D
Tapi penasaran juga mau datang....mungkin aja ada manfaat yang bisa diambil dari sana *selain mupeng banget sama hadiah-hadiah doorprizenya booowww :-D

Ok...jadi, hari itu, jadilah aku datang, ikutan acara bareng para blogger Kompasiana,, makasih banyak sama mas Nur, yang udah ngundang aku di acara ini....kapan ada lagi, ikutan yaah.
Ternyata masalah kependudukan di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Saat ini saja (data tahun 2013), jumlah penduduk dunia telah mencapai 7 miliar dimana India dan China berkontribusi lebih dari 2 milyar *melongo*.
Dan yang tidak kalah hebatnya....*apa sih???* Indonesia-pun berkontribusi besar dengan jumlah penduduk yang mencapai hampir seperempat miliar jiwa di tahun 2012! *Weeewww*

Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Tahun 1900 aja jumlahnya masih sekitar 40 jt naik ke th 1970  jadi 120 jt truuusss th1980 jadi 147jt, th 1990 = 179 jt, th 2000 = 206 jt, th 2007 = 225 jt, dan th 2012 = 244 jt. Jadi ada sekitar 3-4 juta bayi pertahun lahir di bumi Indonesia ini....
Weeeww....naik terus yaah?? * soundtrack lagu Naik-Naik Ke Puncak Gunung*  *tepok tangan dulu deh*.
Kayak BBM sama sembako nih slogannya, " Sekali Naik, Pantang Turun" :-D

Aniwey...melihat begitu seriusnya masalah pertumbuhan ini, yang tidak diimbangi dengan kesejahteraan para penduduknya. Maka kitapun seyogyanya harus memikirkan dan mencarikan jalan keluar untuk masalah ini secara serius. Oleh karena itu , pada acara kemarin Bpk Prof dr H Fasli Jalal, Sp. Gk, Ph.D, Kepala BKKBN yang baru dilantik itu, bertemu dan berdiskusi dengan para blogger Kompasiana, belio meminta masukkan dari para blogger Kompasiana mengenai masalah yang membuat issued Keluarga Berencana ini tidak booming seperti beberapa tahun yang lalu. Padahal masalah jumlah penduduk Indonesia saat ini dianggap memprihatinkan....kita termasuk no 4 jumlah penduduk terbanyak di dunia....*prok prok prok....tepok tangan lagi *
Memang sih, tanah air kita tercinta ini luas....tapi kekayaan alam itu kan terbatas, apalagi kalau tidak dikelola dengan baik, trus di korupsi dan dibawa kabur ke luar negeri....*hadeuuuuuhhhh*
Nah masalah kependudukan ini akan berkaitan dengan hasil produksi makanan yang akan diberikan kepada anak cucu kita. Belum lagi masalah pengangguran.
Selain itu acara ini tentunya sebagai ajang sosialisasi  kegiatan BKKBN yang baru.

Sebenarnya....aku pribadi, gak terlalu suka dibatas-batasi masalah anak ini, selain anak itu adalah bentuk rizki dari Allah, aku tuh juga pencinta anak2x looh.....*suer deeeh* *anak sendiri terutama* :-D
Cuma...aku setuju sekali pemahaman mengenai KB atau Keluarga Berencana ini jika berkaitan dengan membentuk keluarga yang Bermutu, berapapun jumlah anaknya. Eh...ngomong-ngomong, kalo gak salah, salah satu blogger senior Kompasiana, pak Pangeran (kalo salah, maafkeuuun diriku ya paaak...), bilang, belio ingin singkatan dari KB alias Keluarga Berencana dirubah, menjadi KB = Keluarga Bermutu. Karena setiap orang yang akan berumah tangga sudah bisa dipastikan akan merencanakan mau seperti apa rumah tangga dan jumlah anak mereka. Sekarang tinggal membuat anak-anak mereka itu menjadi anak-anak bermutu, sesuai harapan awal orangtuanya.

Permasalahan sekarang yang berkaitan dengan laju pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, adalah tidak diimbanginya  kematangan reproduksi dengan kematangan psikologi dan intelektualitas bagi para pelaku pernikahan itu. Jadi banyak tapi tidak berkualitas. Secara fisiologi memang mereka sudah cukup matang dan dapat menikah. Tapi secara kematangan psikologi,intelektual dan agama mereka masih kurang. Akibatnya, banyak generasi kita yang menikah dalam usia muda, kemudian memiliki anak, tapi masih menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Belum lagi soal gizi yang harus dipenuhi bagi buah hati mereka, lalu masalah pendidikan, kesejahteraan hidup. Intinya mereka tidak memikirkan sampai sejauh itu. yang penting kawin, punya anak,punya anak, punya anak titik. Padahal masa depan anak juga harus dipikirkan. Nah disinilah sebaiknya Keluarga Berencana alias KB turut andil. Jika pasangan dari keluarga tersebut belum mapan secara (terutama) psikologis, intelektual daaannn ekonomi.....yah kalo bisa siih, diatur lah masalah kelahiran anak-anaknya , agar mereka semua mendapatkan haknya, baik itu dalam sisi kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan.

Masalah berikutnya yang masih berkaitan dengan laju jumlah penduduk yang begitu cepat adalah pemahaman masalah seks bagi remaja. Sehingga banyak remaja kita, yang akhirnya terjebak dalam pergaulan bebas, dan mengakibatkan hamil diluar nikah. Data menunjukkan dari 1000 remaja putri, 60 persennya sudah hamil diluar nikah, dan yang lebih mengejutkan itu banyak terjadi juga di pedesaan. *nganga sambil tutup mulut*

So...masalah Keluarga Berencana ini menjadi sangat penting, karena akan berkaitan dengan lahan yang semakin sempit, lapangan pekerjaan yang terbatas, sedangkan jumlah penduduknya yang terus bertambah, bertambaaah daan bertambaah.....tapi... tidak membawa kesejahteraan di keluarganya.

Tapi....kalo soal dibatasi hanya 2. Wadawww....mungkin pendapat orang beda-beda yaaa....saya termasuk yang tidak sependapat dengan ini. Kalau lebih dari 2, tapi bermutu,  dan sejahtera....syukur2x bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, bermanfaat bagi masyarakat, bagaimana?? dibandingkan dengan 1 atau 2 orang tp jadi benalu di masyarakat.....*tepok jidat

Yah balik lagi ke pemahaman dan keyakinan masing-masing kali yeee....
Intinya mari kita dukung dan sukseskan program pemerintah mengenai KB ini, Saling berprasangka baik, dan mendukung untuk kebaikan bangsa dan negara kita.
Insya Allah sesuatu untuk kebaikan orang banyak, pasti akan dimudahkan jalannya.... *ya gaakk...

ohya....terakhir, BKKBN menyarankan batas minimal usia bagi pria dan wanita untuk menikah adalah :
Wanita : 21 th
Pria     : 25 th
Walaupun kadang usia tidak menjamin kematangan psikologi dan intelektual seseorang, tapi dari sisi fisiologis usia tersebut sudah cukup aman bagi mereka untuk bereproduksi.





dengan Bunda Icha(Elisa Koraag). Mbaaaak akyu fans dengan blog muuuu :-D