MANTAN TERINDAH
Sutradara : Farishad Latjuba
Produser: Marcella Zalianty
Penulis Naskah: Titien Wattimena
Pemain : Karina Salim, Edward Akbar, Salvita Decorte, Angela Nazar
Ray Sahetapy, Tri Yudiman, Hedi Yunus, Fauzi Baadila, Reuben Elishama
Produksi : Keana Productions
Durasi : 108 menit
Rilis : 6 November 2014
Sutradara : Farishad Latjuba
Produser: Marcella Zalianty
Penulis Naskah: Titien Wattimena
Pemain : Karina Salim, Edward Akbar, Salvita Decorte, Angela Nazar
Ray Sahetapy, Tri Yudiman, Hedi Yunus, Fauzi Baadila, Reuben Elishama
Produksi : Keana Productions
Durasi : 108 menit
Rilis : 6 November 2014
Ini kali pertama aku ngereview film, pesanan dari bang Ichwan
juga sih, agar melatih kepekaanku juga dalam melihat dan mendengar segala
sesuatu. Ok guys…lets do it!
Film yang bercerita tentang kisah cinta memang selalu menarik
untuk dilihat, apapun bentuknya. Dan untuk sebagian banyak penonton kadang
menginginkan kisah cinta selalu berakhir bahagia.
‘Mantan terindah’ …dari judulnya saja sudah bisa dipastikan
ending dari cerita tersebut. Film yang
diproduseri oleh Marcella Zalianty, yang sebelumnya telah memproduseri film
Batas (2011), Kalau Kau Indonesia, Tepuk Dada!(2012) dan Rectoverso (2013) ini diadaptasi dari lagu karangan
Yovie Widianto seorang musisi yang selama ini sukses menciptakan lagu2x bernuansa
pop. Dan karena lagu Mantan Terindah ini sudah kadung sukses di blantika music
(konon katanya paling banyak diunduh di itones), Marcella harus berupaya
mentransformasikan perasaan penonton pada saat menonton nanti agar bisa
mendapatkan ‘soul’ yang sama dengan saat mereka mendengar lagunya.
Menurutnya membuat film berdasarkan lagu memiliki tantangan yang cukup besar. "Biasanya orang buat film dulu baru cari lagunya. Nah ini beda....Lagunya sudah ada, dan baru dikembangkan jadi film....dan itu ternyata susah" tutur Marcella.
Menurutnya membuat film berdasarkan lagu memiliki tantangan yang cukup besar. "Biasanya orang buat film dulu baru cari lagunya. Nah ini beda....Lagunya sudah ada, dan baru dikembangkan jadi film....dan itu ternyata susah" tutur Marcella.
Pemeran
utamanya adalah Karina Salim yang pernah memerankan seorang gadis hipermetropia
dalam film What They Don’t Talk About
When They Talk About Love karya
Mouly Surya, dengan Edward Akbar yang sebelumnya berperan antagonis dalam film street society dan runaway
.
Akhirnya lewat tangan mbak Titien Wattimena sebagai penulis
scenario, jadilah sebuah kisah cinta yang cukup manis mendayu-dayu, tentang
seorang gadis indigo Nada (Karina Salim) yang semenjak kematian kakak
tercintanya Otto (Reza Haryadi) berusaha menutup dirinya dari gift yang sudah didapatkannya semenjak
lahir. Kepergian Otto untuk selamanya disaat ulangtahun Nada membuat kesedihan
yang teramat sangat di hati Nada, dia menyalahkan dirinya yang tidak mampu
untuk mencegah peristiwa itu, padahal indra keenamnya sudah mengisyaratkan hal
tersebut akan terjadi. Selanjutnya Nada berusaha menutup penglihatannya sampai
tiba saat usianya beranjak 24 tahun. Di studio music milik om Iskandar (Hedy
Yunus) Nada dan Genta bertemu untuk pertama kalinya. Kemampuan visionernya
membuat Nada bisa menyelamatkan Genta dari tertimpa runtuhnya rak kayu.
Pertemuan itu akhirnya membuat kedekatan antara Nada dengan Genta.
Genta adalah seorang musisi yang separuh hidupnya berusaha
mengejar mimpi-mimpinya. Dan dengan hadirnya Nada, Genta mulai terinspirasi kembali
dalam berkarya… sedangkan bagi Nada kehadiran Genta menghidupkan kembali segala
sesuatu yang telah hilang dalam dirinya
selama ini…termasuk didalamnya perasaan cinta.
Dramatik dalam film ini adalah pada saat Nada mendapatkan
penglihatan akan hubungannya ke depan bersama Genta. Dan lebih jauh lagi film Mantan Terindah ini bukan
hanya bercerita tentang kisah seseorang yang jatuh cinta , kemudian putus cinta… namun lebih daripada itu film ini
mengajarkan kepada kita tentang arti takdir. Takdirlah yang membuat perjalanan
cinta Nada dan Genta menjadi sebuah perjalanan mencari, menemukan dan kemudian
rela melepaskan….Dan disinilah Nada harus memilih : cinta atau takdir itu
sendiri.
Karena sebesar apapun kemampuan manusia…ada hal-hal yang
sudah tertulis dan tidak bisa diubah lagi, pelajaran berikutnya adalah
bagaimana kita menyikapi hal-hal yang sudah tertulis tersebut dalam kehidupan
kita.
Akhirnya …menurutku film ini termasuk film yang manis untuk
ditonton walaupun ada beberapa hal yang menurutku sedikit mengganggu, yaitu
saat kisah cinta Nada dan Genta terjalin, dikisahkan mereka sempat tinggal satu
atap. Mungkin bagi beberapa orang itu menjadi hal yang biasa, tapi dikarenakan
yang menonton banyak juga dari kalangan remaja, alangkah baiknya nilai-nilai
ketimuran masih tetap diperhatikan.
Hal lain yang cukup mengganggu adalah banyaknya adegan yang
saya rasa adalah titipan sponsor (sedikit-sedikit pegang rambut....#hadeeh)
Namun selebihnya film ini cukup menghibur kok untuk ditonton J
No comments:
Post a Comment