Saturday, July 6, 2013

Cinta Tanpa Syarat

mempertahankan cinta








Suatu siang yang mendung, di sebuah rumah : 

A: "Kayaknya suamiku udah gak sayang lagi sama aku deh".
B: "Kok bisa gitu?"
A: "Aku merasa gak diperhatikan lagi sama dia"
B: "Maksudnya?"
A : "Dia gak pernah manja-manjain aku lagi, jarang tanya kegiatanku, aku terus yang kasih laporan sama dia"
B : "Laki-laki itu, kalau makin cinta sama kita...makin gak asyik!, gak romantis".
A : "Apa iya?? dulu aja waktu awal-awal nikah..dia masih mau nanya dan kasih perhatian sama aku...sekarang boro2x, dianggap istrinya manusia super kali? Kan kita juga mau diperhatiin, dimanja kayak dulu awal-awal pernikahan....".
C : "Iya...aku juga, aku iri deh sama si 'D' nih.... yang hampir tiap hari suaminya nanya keadaan dia. Ditelpon tiap hari. Kalo aku, boro-boro deh, sama tuh sama si "A" harus laporan terus tiap hari...padahal kan pingin juga ditanya, ditelpon atau minimal di sms deeeh"

D : Senyam-senyum maniiiiis banget
B : "Laaah bukannya udah ketemu tiap hari, nanti pas pulang juga bakal ditanya"
A+C bersamaan : " Gak jugaaaa!!!". *kompak amat kayak paduan suara*
E : "Kalo aku, lain lagi nih...yayangku sih mendukung segala kegiatanku. Dia juga nanya soal kegiatanku..... Tapi yang bikin kadang kesel, mentang-mentang aku kerja....dia gak pernah mau tau aku butuh apa, akhirnya apa-apa aku modal sendiri,  sekali-kali  kek dia beliin... ".
F: "Kalo aku mah, emang si Ayang gak pernah romantis dari dulu....kadang aku cuek aja, tapi kadang suka kepikiran juga sih...dia sebenarnya sayang sama aku gak yaah?".



Nah tuuuuh...pada manyun deh para MahMuda aka Mamah2x Muda :-D
Sekelumit obrolan siang hari  dengan 6 orang mahmuda. Aku yang lagi demo bikin nugget sayuran, jadi ikutan nyimak dan hampir salah masukin garam yang kupikir lada....padahal garamnya udah masuk pertama (weleeeh).

Balik lagi ke obrolan yang lagi seru-serunya tadi, aku jadi teringat...ingat hubby yang kebetulan juga bukan tipe romantis...tapi selalu optimis dan idealis hehehehe.
Manusia memang tidak ada yang sempurna, tapi aku yakin bahwa Allah sudah memasangkan sebaik-baiknya kita dan pasangan kita.
Cumaaaa..... dasarnya manusia memang gak pernah ada puasnya yaa....???
Sudah diberikan pasangan yang baik hati
Baik hati versi aku :
  • Bertanggung jawab (memberikan nafkah lahir-bathin)
  • Sayang istri, anak-anak dan keluarga 
  • Sholeh (paham agama)
  • Jarang marah (hahahaha....) maksudnya tidak pemarah/temperamental
Harusnya kita lebih bersyukur.....karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah semata...*jadi menitikkan air mata nih*
Kitapun mungkin tidak sempurna di hadapan pasangan kita...toh mereka menerima kita dengan segala kekurangan yang kita miliki.



Perjalanan pernikahan memang tidak  semulus yang dibayangkan...
Awal mungkin akan terasa indah, segala kelebihan dan kekurangan pasangan akan diterima dengan lapang dada....segala kekurangan pasangan akan dimaklumi. Seiring perjalanan waktu kadang pemakluman itu akhirnya membutuhkan syarat. Padahal cinta itu tidak memerlukan syarat bukan??
Ditambah riak-riak dalam perjalanan rumah tangga. Jika tidak dikomunikasikan dengan baik maka akan timbul ketidakpuasan dari kedua belah pihak. Padahal ada para buah hati yang butuh perhatian dari kita para orangtua. Dan dengan dalih ketidak cocokan sifat/karakter seringkali ke-egoisan para orangtua akhirnya mengalahkan perasaan buah hati mereka.


Kadang aku berpikir, memang ada ya...di dunia ini yang cocok, klop dari sananya? bukankah kecocokan itu melalui proses juga, ibarat main rubik, untuk menentukan warna atau pola yang sama, pasti diperlukan kesabaran, sampai akhirnya di dapatkan warna dan pola yang sama. Wong antara anak dan ortu, kakak - adik, saudara saja kadang suka gak cocok/klop. Padahal mereka berasal dari pohon yang sama , tapi bukan berarti kita lantas berpisah atau menyesali ikatan yang telah terjadi dengan mereka kan?.
Apalagi kita (suami-istri) berasal dari dua keluarga yang berbeda karakter, sifat......... so...diperlukan waktu yang lebih lama lagi, untuk bisa memaklumi dan menerima segala kekurangan pasangan.

Daaan....mungkin saja, perkataan jeung 'mahmud B' yang mengatakan:  laki-laki jika cinta dengan perempuan, maka dia tidak asyik lagi!, maksudnya : Mungkin ini ditujukan buat para suami yang kurang romantis...tapi sebenarnya bukan tidak sayang kepada istrinya, cuma mungkin karakter mereka saja yang terkesan cuek, padahal mereka tidak cuek.  Mereka mungkin percaya istrinya mampu dan aman2x saja dalam mengatasi segala masalah yang ada selama ini ....hehehehe  *kali yaaa, aku kan juga mahmud, jadi gak tau deh tanggapan dari para pahmud (papah muda) :-D

Kebanyakan perempuan memang suka dimanja, diperhatikan, ...baik itu bagi para pengantin baru, maupun yang sudah lama berumah tangga................*fitrahnya perempuan kali yaaa.
Kalau dapat pasangan yang romantis, elastis dan ekonomis....*hahaha, yang dua terakhir gak usah dibaca*
Maksudnya jika mereka mendapatkan pasangan yang romantis, mungkin udah pas, sesuai dengan tabiat, fitrah perempuan. Jadi keluhan mereka tidak seperti percakapan yang diatas tadi.
Tapi jangan salah ....bisa jadi, mereka yang memiliki suami romantis, suatu saat akan merasa kecewa juga....karena si suami  yang romantis tadi, saking romantisnya akhirnya meminta kepada si istri untuk bisa membagi sisi romantisnya kepada perempuan lain....hehehe 
Hahaha...becandaa.... jangan dibawa serius yah, nanti aku bisa di demo nih :-D

Intinya adalah...menerima. Satu paket apa yang telah diberikan Allah kepada kita, kalau sudah satu paket, berarti semua yang ada di dalam paket tersebut kita terima dan syukuri. Inilah yang sesungguhnya terbaik untuk kita.

Baik menurut kita, belum tentu baik di mata Allah, begitu juga sebaliknya. Dan karena ilmu manusia terbatas, maka kita terima apa yang menurut Allah itu terbaik buat kita, lalu kita jaga sebaik-baiknya.

Ada nasihat pernikahan yang aku dapatkan, dari orangtuaku : Sakinah Mawaddah Warohmah adalah sesuatu yang harus diperjuangkan di sepanjang pernikahan. Doa itu memang diucapkan di awal / pada saat akad nikah....namun bukan berarti itu hanya sebatas doa dan kita aminkan. Doa tersebut harus terus diperjuangkan dan dipertahankan selama pernikahan.

Sakinah artinya perasaan tentram dan nyaman, dari masing-masing pasangan.
Mawaddah adalah perasaan cinta, sayang dari sepasang suami istri yang di dasari rasa asmara atau birahi antara keduanya.
Sedangkan Warohmah artinya rasa sayang, suka, bagi suami-istri yang sudah tak melihat lagi istilah cinta(birahi), dan........... yang terakhir inilah yang diharapkan akan terjadi setelah suami-istri berumah tangga sekian  tahun, bahkan puluhan tahun dan akhirnya menjadi tua. Walaupun sakinah dan mawaddah itu bisa berubah...bahkan hilang .Tapi Warohmah tidak boleh berkurang. Dan inilah cinta yang semestinya...cinta yang berbicara tentang kasih sayang, memahami, pengorbanan, kebaikan dan perasaan mengalah. Bagus lagi sih kalo kita bisa menjaga ketiganya sampai akhir waktu.




Ibarat menunjuk, satu jari ditujukan ke satu orang, empat jari lainnya menunjuk diri sendiri.
Tulisan di atas, pribadi ditujukan kepada diriku...kembali mengingat awal niat  menikah, menengok akan buah cinta yang telah ada dan tetap harus dijaga, pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukan selama ini. Juga harapan orangtua dan keluarga akan kita... semoga Allah terus memberikan pemahaman, kesabaran dan keikhlasan bagi kita semua dalam mengarungi rumah tangga ini.....amiin.


Jadi inget hubby nih. "Maaassssssss......!!" *pingin cepet-cepet pulang ketemu hubby sambil bawa nugget :-D *



gambar diambil dari http://widyawidluv.files.wordpress.com/2011/11/jingga.jpg

No comments:

Post a Comment