Monday, April 29, 2013

MOM AND DAD



DOA UNTUK IBU
Puisi Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani

DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku

Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu


-n-


 
Selamat ya maaa....*peluk cium





Berhubung gak pinter banget buat puisi  *bukan orang yang puitis eaaa....
Jadi puisi diatas hasil copycat dari hasil  gogling puisi tentang ibu.
Akhirnya jatuhlah pada puisi karangan Mutia Fitriani *prok prok prok
Selamat ya mbak Mutia (loh??) puisinya aku pajang di blogku....(maksudnya buu???)

Aniway....saat ini aku dan keluarga besarku sedang berbahagia sekali.
Bahagia atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kami sekeluarga ('Dan Nikmat Apalagi Yang Kamu Dustakan? )
Diberikan orang tua yang sehat (mama dan mama mertua), suami yang sehat, anak-anak yang sehat, adik-adik yang sehat semuanya, sepupu dan ipar2x yang semuanya sehat....daaan gak ketinggalan juga asisten yang sehat-sehat.

Semua diawali dengan kesehatan bukan? Jika fisik dan jiwa kita sehat, tentu kita bisa beraktifitas dan berkarya dengan sebaik-baiknya...urusan yang lain insya Allah akan menyusul. Tuul kaaan??? Betuuulll ... * tanya sendiri, jawab sendiri :-p

Hari Sabtu, tanggal 27 April 2013 kemarin, adalah salah satu hari yang bersejarah untuk keluarga besarku. 
Mamaku tercinta pada hari itu diwisuda sarjana. Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I), setelah hampir 4 tahun (2008 - 2012)  menimba ilmu di STID DI Al Hikmah, Jl. Bangka, Mampang Prapatan Jak Sel.
STID DI adalah singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosah Islamiyah.

Yaa...mamaku pernah bilang, lepas pensiun nanti dia mau kuliah lagi, semenjak papaku meninggal, mama ingin menyibukkan dirinya dengan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat. Agar tidak selalu teringat dengan almarhum papaku.

Aku dan adik-adik sih setuju aja, yang terpenting mamaku senang dan bahagia menjalaninya...dan yang paling utama sehat....selalu sehat dalam setiap aktifitasnya...*krn usianya yang sudah tidak muda lagi....sudah masuk 72 tahun guys.....!

Mamaku lahir disebuah kota kecil di desa Payakumbuh Sumatera Barat, 15 Maret 1942 silam.
Sebagai anak pertama dari 5 bersaudara, mamaku tumbuh menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab terhadap keluarga dan adik-adiknya. Ayahnya adalah seorang ulama di kampung kecil itu, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat lembut dan penyayang terhadap anak-anaknya.

Tiba saat usia mamaku menginjak 16 tahun, beliau mengemukakan keinginannya untuk hijrah ke Jakarta. Beliau ingin masuk sekolah keperawatan (AKPER) di Jakarta.
Awalnya keinginan itu ditentang habis-habisan oleh ayah mamaku. Bisa dibayangkan, usia 16 tahun, yang pada saat itu mungkin sekitar tahun1960 an. Seorang gadis remaja dari sebuah desa kecil di kaki gunung,  ingin pergi ke kota besar, Jakarta, menuntut ilmu. Melewati lautan....sudah barang tentu di tentanglah segala keinginan mamaku itu. 

Tapi takdir mungkin berkata lain....jika mamaku terus berada di kampung kecil itu,  mungkin aku tidak akan nge-blog seperti sekarang.....(loh kok??).

Akhirnya pergilah mamaku berdua dengan adiknya yang laki-laki, merantau ke ibukota Jakarta dengan membawa harapan yang tinggi demi cita-citanya. 
Mamaku memang kuat keinginannya ....akhirnya beliau diterima di asrama putri Sekolah Keperawatan RSCM (yang ada di seberang patung Pak Tani)

Selama beberapa tahun mamaku menimba ilmu disana, sampai akhirnya bisa masuk Akademi Keperawatan RSCM dan bekerja disana sebagai seorang perawat.

Dari seorang perawat sampai menjadi Kepala ruangan lantai 3 kulit dan kelamin RSCM dijalani mamaku selama kurun waktu 32 tahun.....*peluuuuuk mama.
Semua dijalaninya dengan penuh cinta...sampai beliau bisa menyekolahkan adik-adiknya semua di Jakarta, sehingga hampir semua adik-adiknya menjadi orang-orang yang sukses di Jakarta.

Semua itu dilakukan mamaku karena cintanya pada keluarga, dan  karena eratnya hubungan keluarga diantara mereka semua serta yang pasti atas restu juga dari ayah dan ibunya.....

Segala jerih payah mamaku, dari seorang gadis kecil yang bermimpi menimba ilmu di ibukota, walau dengan cemo'ohan dan keuangan yang sangat minim. Tapi mimpi tersebut tidak pernah padam, bahkan semakin terang hari demi hari. 
Akhirnya satu persatu mimpi tersebut bisa diraihnya...

Setahun sebelum masa pensiun mamaku di RSCM, mamaku ditawari bekerja di Jeddah, Arab Saudi.
Kebetulan ada seorang dokter warga negara Indonesia yang mempunyai rumah sakit disana, karena selama ini pasien-pasiennya banyak orang indonesia, tetapi justru pegawai yang bekerja disana bukan orang Indonesia, maka sang dokter tersebut berkeinginan mengambil pegawai-pegawai dari sesama orang Indonesia.
Alhamdulillah, mamaku terpilih dalam salah satu seleksinya. Tapi beliau mengajukan syarat : beliau akan pergi ke Jeddah untuk bekerja, jika suaminya(papaku) diizinkan untuk ikut serta.
Kesepakatan itu akhirnya disetujui...tapi dengan syarat mamaku berangkat duluan, sehingga bisa mengurus segala sesuatunya dari sana.
Akhirnya berangkatlah mamaku ke jeddah, Oktober 2001.
Ternyata  manusia berencana, Tuhan juga punya kuasa, setahun mamaku disana, begitu sulitnya mengurus keberangkatan papaku, banyak sekali kendala sehingga tidak terasa waktu mendekati setahun, papa dan mamaku terpisah.

Terakhir mamaku memutuskan, untuk tidak meneruskan kontrak kerjanya, dikarenakan tidak sesuainya kesepakatan awal. Beliau menyelesaikan kontrak kerjanya hanya setahun saja, dan beliau meminta papaku untuk datang menjemputnya pulang ke Tanah Air sekaligus pergi haji bersama.

Setahun sudah mereka terpisah, rasa rindu yang teramat sangat tentu menyesakkan dada mereka berdua....kami anak-anaknya sudah tentu melihat itu semua, dan kami cuma bisa berdoa, agar mama dan papa bisa berkumpul kembali seperti sedia kala.

Tahun itu, 20 Januari 2003, papaku berangkat untuk menjemput mama sekaligus menunaikan ibadah haji bersama.
Dari pagi hari, kulihat wajah bersih papaku yang bersemangat untuk bertemu kembali dengan istri tercintanya.
Kami sekeluarga mengantarnya ke Bandara, lepas shalat zuhur, papaku naik pesawat menuju tempat dimana mamaku berada, Jeddah.
Kami sekeluarga melepasnya dengan perasaan lega...lega setelah setahun papa dan mama berpisah dan akhirnya dapat berkumpul kembali.

Kamis dini hari, terdengar suara telpon berdering diruang tengah rumahku, segera kuangkat, dan kudengar suara dr Irwin (teman mamaku yang juga dikirim untuk tugas di Jeddah) menyapaku. 
Aku bertanya apakah papaku sudah sampai? ternyata dr Irwin ingin berbicara dengan hubby.
Segera kupanggil hubby, dan kulihat hubby berbicara dengan dr Irwin dengan suara pelan.
Lepas telpon ditutup, hubby memanggilku, dan mendudukkan aku dipangkuannya. Dia berkata, bahwa papa alhamdulillah telah sampai di Jeddah, dan telah bertemu mama, tapi ternyata Allah menghendaki hal lain untuk keluarga kami. Sesampainya papa di bandara, dan hanya berpelukan sesaat dengan mamaku, Allah memanggilnya untuk selama-lamanya.
Aku terdiam...seolah tidak percaya. Bagaimana mungkin? Papa sehat sekali kemarin....masih terbayang wajah putihnya....
Menjelang pagi tidak satu tetes air mataku membasahi pipiku....tapi pada saat aku mengangkat telpon untuk menelpon sanak saudara, mulailah air mata ini seperti aliran anak sungai....tidak dapat berhenti.

Begitulah guys....satu sisi aku bersyukur, takdir memutuskan papaku pergi di pelukan mama. Tapi disisi lainnya, aku dan juga adik-adikku merasa sedih karena tidak dapat melepas kepergian papa terakhir kalinya.
Papaku di makamkan di Ma'la -Makkah-, sesuai dengan permintaan mamaku, di sholatkan di Hijr Ismail, pada saat shalat subuh dengan ribuan jama'ah haji pada saat itu dan di imami oleh Sudais - seorang Imam besar Masjidil Haram-

Semoga Allah menerima segala amal kebaikannya, dan menghapus serta menutup segala kesalahan-kesalahannya, mengumpulkan kami lagi sekeluarga dalam rumahNya yang terindah disana. Amiiin

Selepas kepergian papaku, mamaku berkeinginan untuk mengabdikan dirinya pada kegiatan sosial dan menuntut ilmu. Aku dan adik-adik sangat mendukung....aku senang melihat pancaran cahaya semangat di mata mamaku....semangat dan harapan yang sangat besarlah yang membuat beliau bisa bertahan sampai saat ini...

Dan akhirnya selesai jugalah keinginannya yaitu bisa sekolah lagi mengambil gelar sarjananya di bidang ilmu Dakwah Islam.

Keinginannya yang kedua pun, alhamdulillah dapat terlaksana, yaitu terbitnya tulisan perdana mamaku dalam sebuah buku...

buku pertama mama (diterbitkan Indie)

Laptop kesayangan mama (cemungguuuutt eaaa)

Jadi semangat ya guys.....* ayo cemungguuuuttt......!!! sambil maju mulutnya*
Karena semangat dan harapan itu harus selalu ada dalam hati kita, menjadi bara yang selalu membakar hidup kita, dalam berbuat, berjuang, berkreasi dan bermanfaat bagi orang banyak.....
*puitis eaaaaaa #jlebb



Okay....ini foto-fotonyaaa............
Saat-saat menunggu wisuda mama :



Sambutan oleh DR Hidayat NurWahid

contoh semangat uwo ya naaaak..... :-*

My brother and sister

kecapekan nunggu.......

dimana-mana tetap narsis .... :)

Ini diaaaa....biang narsis

walaupun repot...teteup gayaaa....

Couples.....(liat dari seragamnya yaaa...)





My beloved Mom


we soo proud of you mom.....




dengan cucu-cucu (eh aku bukan cucunya looooh)






bangga denganmu Uwo..... :-*




All Family






keluarga besar Arsil Moloek


para asisten gak mau ketinggalan dooong...

No comments:

Post a Comment